a a a a a a a
 Article img 7196 1 edit
Other Information Header Logo
Fungsi Alat-Alat Laboratorium Kimia

Fungsi Alat-Alat Laboratorium Kimia

Di dalam laboratorium terdapat beberapa peralatan yang akan digunakan dalam melakukan penelitian. Setiap peralatan di laboratorium terdapat fungsinya masing-masing. Untuk menjaga keselamatan kerja, penelitian harus dilakukan menggunakan peralatan yang sesuai. Namun, masih banyak orang yang belum memahami fungsi dari berbagai alat laboratorium kimia. Berikut ini adalah penjelasan mengenai peralatan laboratorium:
1. Tabung Reaksi : Tabung reaksi digunakan untuk menampung, mencapur, dan memanaskan sejumlah kecil cairan atau bahan kimia selama percobaan di laboratorium. Bentuknya yang silinder memudahkan pengamatan reaksi bahan kimia yang terjadi di dalamnya. Alat laboratorium ini tersedia dalam tiga ukuran: kecil dengan volume 15-18 ml dan diameter 16 mm, sedang dengan volume 20 ml dan diameter 20 mm, serta besar dengan volume 27-35 ml dan diameter 25 mm.

2. Penjepit Tabung Reaksi : Untuk memegang tabung reaksi saat dipanaskan atau ketika mengandung bahan kimia yan berbahaya. Alat ini membantu mencegah kontak langsung dengan tangan, sehingga meningkatkan keselamatan selama eksperimen..

3. Rak Tabung Reaksi : Untuk menempatkan dan menyimpan tabung-tabung reaksi dalam posisi tegak. Alat ini membantu menjaga kebersihan dan keteraturan serta mencegah tumpahan atau kerusakan tabung reaksi saat tidak digunakan. Alat ini terbuat dari kayu maupun plastik.

4. Labu Alas Bulat : Digunakan untuk mencampur, memanaskan, dan mendistilasi cairan dalam berbagai percobaan bahan kimia. Bentuk alasnya yang bulat memungkinkan pemanasan yanag merata dan efisien, serta membantu dalam proses reaksi yang membutuhkan pemanasan dalam jangka waktu lama.

5. Labu Alas Datar : Untuk mereaksikan bahan kimia dalam volume yang relatif besar dan juga untuk memanaskan campuran cairan. Labu ini memiliki alas datar yang memungkinkan pemanasan yang merata di atas pemanas atau tungku, serta memungkinkan penggunaan pengaduk magnetik untuk mencampurkan larutan dengan efisien.

6. Labu Erlenmeyer : Sebagai tempat untuk mencampur, menyimpan, dan menguapakan cairan dalam percobaan kimia. Seperti alat laboratorium pada umumnya, labu erlenmayer juga hadir dalam berbagai ukuran, dari 50 ml hingga 2.000 ml. Ukuran yang paling umum digunakan adalah antara 250 ml hingga 500 ml. Bentuknya cembung pada bagian bawah memungkinkan pengadukan yang efisien dan pemanasan yang merata. Leher yang lebih sempit meminimalkan penguap dan memungkinkan pemasangan kondensor untuk proses distilasi.

7. Gelas Piala : Untuk mengukur volume cairan, biasanya dalam jumlah yang relatif kecil. Selain itu, gelas ini juga dapat digunakan untuk mencampur, memanaskan, atau menyimpan bahan kimia dalam percobaan laboratorium. Bentuknya yang datar dan lebarnya memudahkan pengukuran volume dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Gelas piala hadir dalam beberapa ukuran, termasuk 100 ml, 250 ml, dan 1.000 ml.

8. Pipa Gelas : Untuk mentransfer volume cairan dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Mereka membantu dalam pengukuran volume yang akurat dan dalam mengalirkan larutan dari satu wadah ke wadah lainnya dalam laboratorium. Selain itu, mereka juga digunakan dalam proses distilasi untuk mengalirkan uap dari wadah distilasi ke kondensor. Tabung ini berdiameter 3 mm yang terbuka pada kedua sisi, pada umumnya digunakan untuk membuat sambungan.

9. Corong : Untuk mnetransfer cairan dari satu wadah ke wadah lainnya dengan lebih mudah dan akurat. Mereka membantu dalam menuangkan cairan dengan tepat ke dalam labu, gelas piala, atau wadah lainnya tanpa tumpahan. Selain itu, corong juga dapat digunakan dalam proses penyaringan untuk memisahkan padatan dari cairan.

10. Cawan Porselen : Untuk memanaskan sampel kimia dengan api langsung. Mereka tahan terhadap suhu tinggi dan cocok untuk memanaskan bahan kimia yang bersifat reaktif atau korosif. Selain itu, cawan porselen juga digunakan untuk menguapkan larutan atau menghilangkan air dari sampel kimia melalui proses pemanasan.

11. Pipet : Untuk mengukur dan mentransfer volume cairan dengan ketelitian yang tinggi dalam percobaan laboratorium. Mereka memungkinkan penambahan atau pengambilan volume cairan yang tepat, baik dalam jumlah besar maupun kecil. Pipet umumnya digunakan untuk menambahkan reagen, membuat larutan, atau mengukur volume dengan presisi tinggi.

12. Buret : Untuk menyalurkan dan mengukur volume cairan secara presisi, terutama dalam titrasi. Alat ini memungkinkan pengendalian yang tepat terhadap jumlah cairan yang ditambahkan ke dalam larutan lain, sehingga membantu dalam menentukan titik akhir reaksi kimia dengan akurat. Buret memiliki skala pengukuran yang jelas, memudahkan pembacaan volume cairan yang telah digunakan.

13. Gelas Ukur : Untuk mengukur volume cairan dengan akurasi yang relatif tinggi. Alat ini memiliki skala yang tertera di sisi untuk memudahkan pembacaan volume yang tepat. Gelas ukur sering digunakan dalam persiapan larutan dan pencampuran bahan kimia dalam jumlah yang terukur secara presisi.

14. Statif : Untuk menahan berbagai peralatan laboratorium, seperti buret, corong, atau tabung reaksi, dalam posisi tegak selama percobaan. Dengan menggunakan penjepit khusus, statif memastikan peralatan tersebut tetap stabil dan aman, sehingga memudahkan proses eksperimen dan mengurangi risiko tumpahan atau kecelakaan.

15. Kaki Tiga : Sebagai penopang untuk untuk menempatkan alat-alat laboratorium, seperti kawat kasa atau labu, di atas api pembakar Bunsen. Alat ini memberikan dukungan yang stabil selama pemanasan dan memastikan peralatan tetap aman di tempatnya, sehingga memungkinkan pemanasan yang merata dan efisien.

16. Kawat Kasa : sebagai penopang dan penyebar panas saat memanaskan beaker atau labu dengan api pembakar Bunsen. Diletakkan di atas kaki tiga, kawat kasa membantu mendistribusikan panas secara merata ke seluruh dasar beaker atau labu, mencegah pecahnya kaca akibat pemanasan langsung yang tidak merata.

17. Alu dan Mortar : Untuk menumbuk, menggiling, dan mencampur bahan kimia padat menjadi serbuk halus atau pasta. Alat ini membantu dalam memecah bahan menjadi ukuran yang lebih kecil, meningkatkan luas permukaan untuk reaksi kimia yang lebih efektif dengan seragam.

18. Pembakar Bunsen : Untuk menghasilkan api yang stabil dan padat diatur untuk memanaskan, membakar, atau mensterilkan bahan kimia dan peralatan laboratoium. Alat ini memungkinkan pengendalian suhu yang presisi, sehingga dapat digunakan untuk berbagai percobaan yang memerlukan pemanasan dengan intensitas yang berbeda.

19. Lampu Spiritus : Sebagai sumber panas untuk memanaskan bahan kimia dan peralatan laboratorium. Menggunakan alkohol sebagai bahan bakar, lampu ini menghasilkan api yang stabil dan bersih, yang ideal untuk pemanasan ringan atau sterilisasi. Lampu spiritus sering digunakan ketika pemanas yang lebih intens seperti pembakar Bunsen tidak diperlukan [/b].

20. Auotoklaf : Untuk mensterilkan peralatan laboratorium, media kultur, dan bahan lainnya dengan menggunakan uap bertekanan tinggi dan suhu tinggi. Proses ini efektif membunuh bakteri, virus jampur, spora, sehingga memastikan lingkungan yang steril untuk eksperimen dan mencegah kontaminasi. Autoklaf juga digunakan dalam aplikasi medis dan industri untuk sterilisasi alat dan bahan.

21. Neraca Digital : Untuk menimbang bahan, alat laboratorium kimia ini termasuk dalam kategori neraca analitik, yang bekerja dengan mengukur tekanan untuk menentukan massa, bukan mengukur massa secara langsung. Namun, masing-masing jenis neraca, baik digital maupun analitik, memiliki batasannya sendiri. Oleh karena itu, neraca digital umumnya digunakan untuk menimbang media reagnesia, seperti media untuk pertumbuhan bakteri, jamur, atau media tanam kultur jaringan. Sementara itu, neraca analitik khusus digunakan untuk menimbang sampel dan larutan standar primer yang memerlukan tingkat ketelitian yang sangat tinggi.

22. Kompor Listrik : Sebagai alat pemanas.

23. Mikroskop : Untuk mengamati benda-benda yang sangat kecil.

24. Kaca Preparat : untuk menempatkan objek atau preparat yang akan diamati menggunakan mikroskop. Biasanya, alat laboratorium kimia ini terbuat dari kaca dengan ukuran 25,4 mm x 76,2 mm dan ketebalan antara 1 mm hingga 1,2 mm.

25. Lemari Asam : Sebagai wadah untuk melaksanakan reaksi kimia yang menghasilkan gas, uap, atau kabut.

26. Petri Dish : Sebagai tempat untuk media yang digunakan dalam menumbuhkan mikroba. Biasanya, alat laboratorium kimia ini terdiri dari dua bagian yang berpasangan, dengan satu bagian yang lebih kecil sebagai wadah dan bagian yang lebih besar sebagai penutupnya.

27. Batang Pengaduk Kaca : Untuk mengaduk bahan kimia atau larutan yang direaksikan.

28. Pipet Tetes : Untuk mengambil larutan dalam volume sedikit.

29. Termometer : Untuk mengukur suhu. Namun, pastikan alat ini dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan agar tidak terjadi kontaminasi yang dapat merusak hasil data.

30. Respirometer : Untuk mengukur laju respirasi. Alat laboratorium kimia ini berfungsi dengan menghitung rata-rata pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

31. Plat Tetes : Untuk mereaksikan bahan kimia dalam jumlah yang sangat sedikit.

32. Pinset : Untuk memindahkan objek pengamatan ke tempat yang lain.

33. Spatula : Untuk mengambil bahan kimia berbentuk serbuk. Ukuran alat laboratorium kimia ini umumnya berkisar antara 10,5 cm hingga 22 cm.

34. Jarum Ose : Untuk memindahkan koloni mikroba ke media yang baru.

35. Botol Aquades : Untuk menyimpan dan menuangkan aquades dengan cara memencet.

36. Scalpel : Untuk memotong objek pengamatan.

37. Kancing Genetika : Untuk menyelidiki kemungkinan kombinasi gen dan prinsip-prinsip genetic. Prinsip-prinsip yang umumnya diselidiki meliputi persilangan monohibrida, persilangan dihibrida, kiptomeri, epistasis, dan hypostasis. Biasanya, alat laboratorium kimia ini terdiri dari 500 kancing berwarna dalam 5 warna, disimpan dalam kotak kayu atau plastik.

38. Inkubator : Alat laboratorium berbentuk kubus yang dapat mengontrol dan mempertahankan tingkat kelembaban serta suhu dengan presisi dan konsistensi yang tinggi.

39. Desikator : Wadah dari kaca yang hermetik dan berisi desikan yang berperan dalam menyerap kelembaban dari suatu bahan.

40. Laminar Air Flow : Sebagai lingkungan kerja yang aseptis karena memiliki sistem pengaturan dan penyaringan aliran udara steril.

41. Kawat Nikrom : Untuk mengidentifikasi zat dengan cara uji nyali.

42. Vortex : Untuk mencampur cairan atau larutan dalam tabung reaksi.

43. Melting Point : Alat yang digunakan untuk melakukan pengujian titik leleh, dimana pengujian tersebut digunakan sebagai indikator untuk menentukan tingkat kemurnian suatu nyawa.
Other Information Footer Copyright Information

PT Wika Intinusa Niagatama

Kawasan Industri Delta Silicone III
Jl. Kapuk Blok F-20 No. 10
Lippo Cikarang Bekasi 17550

info@wika-intinusa.com
021-2957-7687 / 88
Copyright © 2022 - Wika Intinusa Niagatama. All Rights Reserved,
Jasa Pembuatan Website by IKT
Whatsapp